Ini kisah tentang abi dan abu yang sedang belajar mengendarai sepeda. Awalanya Abi tidak ingin belajar naik sepeda, karena dia takut jatuh dan terluka. Tapi karena ayahnya yang membujuk Abi untuk naik sepeda akhirnya Abi mau. Meskipun saat dia mencoba naik sepeda, dia sudah tegang dan tidak yakin kalau dia akan bisa. Pertama, ayahnya memegangi sepeda saat Abi mencoba mengendarainya. Itu dilakukan agar abi mulai melatih keseimbangannya. Itu dilakukan si ayah selama tiga hari. Si ayah mulai berpikir bahwa kalau dia terus memegangi Abi, kapan dia bisa naik sepeda sendiri? Akhirnya pada hari ke-4, si ayah memutuskan untuk mengawasi Abi saja naik sepeda. Dengan perasaan takut, abi pun mulai menaiki sepedanya. Dia pun mulai mengayuh perlahan – lahan dan sepedanya pun mulai berjalan. Namun beberapa saat kemudian, abi terjatuh dari sepedanya. Kaki Abi pun terluka cukup parah. Sejak saat itu Abi tidak pernah mau jika diajak ayahnya untuk belajar naik sepeda.
Melihat Abi belajar naik sepeda, membuat Abu ingin sekali naik sepeda. Lalu Abu meminta ayahmya untuk mengajarinya, tapi si ayah malah menolak karena si ayah sedang sibuk dengan pekerjaannya. Karena ayahnya tidak bisa mengajarinya, Abu pun meminta ibunya untuk mengajarinya. Ibunya pun menolak dengan alasan, si ibu tidak bisa naik sepeda, jadi mana mungkin orang yang tidak bisa naik sepeda malah mengajari orang naik sepeda. Abu pun sedih, padahal dia ingin sekali naik sepeda. Akhirnya dia memutuskan untuk belajar naik sepeda sendiri. Dia pergi ke taman dengan menuntun sepedanya. Lalu dia menaiki sepedanya, dan mulai mengayuh pedal sepeda secara perlahan. Sepedanya pun berjalan tapi belum stabil dan beberapa saat kemudian dia terjatuh dan kakinya pun terluka. tapi dia menghiraukan rasa sakit itu, dia mencoba kembali menaiki sepedanya dan mengendarainya. Lagi – lagi dia terjatuh. Karena kakinya begitu sakit, Abu pun memutuskan untuk pulang dan melanjutkannya besok.
Keesokan harinya, dia kembali ke taman dan mencoba menaiki sepedanya kembali. Meskipun mengendarainya sudah agak stabil tapi tetap saja jalannya belum lurus. Dan untuk ketiga kalinya, dia terjatuh lagi. Tapi dia tidak menyerah, dia trus mencoba meskipun pada akhirnya dia terjatuh lagi. Dan kalau dihitung, pada hari itu dia sudah jatuh hampir 3 kali. Namun dia trus mencobanya. Saat hari sudah mulai sore, kembali dia mencobanya. Saat percobaan kali ini, Abu mulai stabil mengendarainya dan jalannya pun mulai lurus. Abu pun sudah mulai seimbang. Akhirnya dia bisa mengendarai sepeda dengan baik, dia pun langsung berteriak sekencang – kencangnya “ yeee… saya bisa naik sepeda “. Abu pun pulang ke rumah dengan mengendarai sepeda dan saat tiba di rumah, lagi-lagi dia berteriak “ ayah, ibu aku bisa naik sepeda sekarang. Lihat ini.!! “. abu sangat bahagia.
Kita harus menjadi seperti Abu, karena abu meempunyai kemauan dan tekad yang kuat untuk bisa naik sepeda. Meskipun tidak ada yang mengajari Abu, tapi Abu membuktikan bahwa dia bisa. Tidak seperti Abi, Abi harus dipaksa terlebih dahulu oleh ayahnya sampai akhirnya dia mau. Dan setelah dia terjatuh, Abi tidak ingin belajar lagi.
Kisah berikut menggambarkan tentang perjalanan hidup seseorang menuju kesuksesan. Pada dasarnya, tidak ada orang yang langsung berhasil. Semuanya membutuhkan proses yang panjang. Proses itu mau tidak mau harus kita jalani, meskipun kita harus jatuh, gagal dan terluka. Itu semua hal yang wajar. Karena hanya orang yang memiliki tekad dan kemauanlah yang dapat berhasil. Orang itu tidak memperdulikan bagaimana rasa sakit dan terluka. Yang hanya mereka pikirkan adalah rasa bahagia setelah mereka mendapatkan semua yang mereka inginkan. Rasa sakit dan terluka itu dapat terobati dengan rasa bangga dan bahagia setelah meraka meraih semuanya. Maka jadilah pribadi yang pantang menyerah, semangat dan sabar demi meraih sebuah kesuksesan. Dan janganlah jadi orang yang gampang menyerah, cepat putus asa dan tidak memiliki kemauan, karena orang yang memiliki sikap seperti tu tidak akan pernah meraih apa yang mereka inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar